Minggu, 11 Maret 2012

Mengapa Bermuram Durja

ringan awan cumbuhi malam
angin mengalir pelan mendesah lirih diujung daun
benar;
-langit sedikit mendung 
berupaya berlagu diruang waktu
mengikis seperti membuang
berdeka-deka namun pasti

mengapa harus meruam 
tak bernyali dalam bisik-bisik hidup
tetap terang. tegar kuncilah itu jawaban
tetap kuasaNya naungan sukma dan hembus nafas
dan itulah kepastiannya

kerikil dan debu adalah bagian secuil bumi
begitu juga raga kecil ini dilingkarannya  
tak begitu berharga
bila sunyi tetap bermain
dan tak lekas bercanda dengan gelombang serta rerumputan

seperti awan yang masih bersukaria
walau perasaan mendung telah menjadi penyebut nya
tertawalah disudut hati yang bagaimana pun
mendekat sejadi apalah di gelak kelakar sebisa-bisanya

kenapa bermuram durja
kenapa hati kusut terparut carut marut
berdeka-deka sejengkal-jengkal sajalah
berbebas diri di kurung murung
menjadi senyum berbunga di taman jiwa
tuhan masih mengikatkan belas kasihnya
pada nadi hingga urat leher itu pasti...
yakinlah....!!



*Antok Walet Ireng*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar