Pena bertinta hitam...
menatap hatiku di serambi pagi...lama.
serasa ia ingin berbicara
tentang aroma ketertegunan lara
Pena bertinta hitam...
pelan-pelan menghampiri
wajahnya tertunduk bersalju
melukis garis-garis awan di lehernya
Pena bertinta hitam...
lirih bertembang sedih
airmatanya merah darah
menetesi jemari hatiku yang letih
Pena bertinta hitam...
tepat didepan hati
bercermin pada mata sang hati
yang sedikit tampak berkaca-kaca
Pena bertinta hitam...
apakah yang terselip di antara urat sarafmu
kenapa engkau tumpahkan tintamu di sekujur hatiku
yang sebagiannya membasah di luka lama?
Pena bertinta hitam...
sungguh aku tak mampu membaca tulisanmu
abstrak keruh warnanya kelabu
bagai seraut sembilu, mataku menjamah.
Pena bertinta hitam...
sampai kapan engkau menungguh hati
dalam dera hari-hariku
yang terasa semakin nian membiru
dilingkar sayap-sayapku yang rapuh
# walet #
Tidak ada komentar:
Posting Komentar