Sabtu, 19 Mei 2012

"JANGKRIIIIKK"...jerit kerigat kaum bawah.

Getar keringat kaum bawah
Jatuh ketanah membentuk kubangan 
Warnanya coklat seperti lumpur
Setetes menggeliat diujung hidung
Diseka angin menjadi debu
Tangan-tangan kasar menggali sukma
Ototnya jalang mencengkeram kuat perasaan
Bercerita hidup pada handuk di lehernya

Keringat-keringat kaum bawah
Berkumpul dipadang tandus menjadi api
Pori-pori mengeras seperti selongsong peluru
Berkerak, bekas nanah yang mengering paksa

Awas kamu sang burung pelatuk
Parang dan gancu tak pernah mati
Gagak-gagak hitam nyanyian saksi
Airmata telah berubah menjadi darah, bernyawa.

Getar keringat kaum bawah
Tiba-tiba beranjak menembus istana putih kumal
Meresap hingga ke dalam sumurnya
Menjadi racun dalam bicara sang presiden
Karena coklat dan merah telah seimbang
Lantas yang mana yang mau ditumpahkan?

"Akanku cor mulut busuk burung pelatuk"
         -keringat kaum bawah menutup sidang
Bicara dengan bahasa mati;
pada baju-baju safari
pada kerah putih-putih
pada fantopel dan pena luar negeri
pada berangkas-barangkas yang kehilangan kunci
pada dasi atau lidah yang sengaja merubah diri

Dari jalan turun kehati
Dari hati turun keselokan-selokan bau amis pembalut
Getar keringat kaum bawah menghirupnya
Saat santap malam berbintang tujuh
Pesta pora bergantian menipu plat nomer roda empat
Diganti pelacur anak-anak keringat kaum bawah
Yang karena mengumpat penguasa kelamin orang tuanya dikebiri

"hari beranjak sore..
keringat kering
airmata mengering
nanah dan darah tersandar garing
dalam negri hijau yang kurus kering garing kosong glondangan"
sekarat jiwa dimana-mana...
ditutup rapat "MENJADI BARA''.

By; A W I   Satrianata.











2 komentar: