Senin, 24 September 2012

MEREKA YANG BERNAUNG DIBAWAH CAHAYA ILLAHI

     Apabila Tuhan telah merentangkan cahayaNya kepada manusia, maka terhapuslah dosa-dosa dari mereka itu. Selagi manusia masih menyimpan dosa walau sebesar zarah (atom) yang belum diampuniNya, maka jangan harap Tuhan sudi merentangkan cahaya-cahayaNya itu.
     Kehidupan para hamba Tuhan senantiasa berada dibawah payung cahayaNya, dan barang siapa yang hidup didekat para hambaNya itu, maka akan mendapatkan payung cahaya yang sama, sehingga sebesar apapun dosanya niscaya akan mendapatkan ampunanNya juga.
     Akan tetapi ketahuilah bahwa apabila kita berada didekat seorang hamba Allah, janganlah hanya bisa diam berpangku tangan saja (bermalas-malasan). Bekerjalah seperti apa yang dikerjakan para hamba Allah itu. Berjuanglah lahir bhatin untuk menjalankan seluruh ajarannya. Karena seorang hamba Allah juga manusia seperti juga manusia lainnya, yang juga akan sakit dan mati pada akhirnya. Apabila kita tinggal diam bermalas malasan, maka celakalah hidup dan kehidupan kita pada akhirnya, tatkala beliau telah meninggal dunia.
Firman Allah:
 Taatilah Allah dan Rasul semoga kamu diberi rahmad. Berlomba cepatlah kamu berbuat kebajikan yang dapat menyampaikanmu kepada pengampunan Tuhanmu, dan memasukkanmu ke dalam syurga yang luasnya seluas langit bumi yang disediakan untuk orang-orang yang taqwa. (QS. Ali imran; 132-133).

     Allah menempatkan hamba-hambaNya di antara manusia agar dipatuhi dan juga ditaati oleh manusia di sekitarnya. 
     Barangsiapa yang taat niscaya akan dirahmatiNya dan yang khianat niscaya akan dilaknatiNya. Kita akan dianggap khianat oleh Allah apabila hanya diam dan tidak melaksanakan ajarannya. Sebenarnya kita berlomba cepat dengan para hamba tadi, buat mengerjakan kebaikan (amar ma'ruf).
     Keberadaan seorang hamba Allah di dekat kita bukan buat ditonton dan dikagumi saja karena mereka bukanlah makluk sembahan, akan tetapi ada tujuan Tuhan yang diperintahkanNya kepada kita.
     Kekuasaan dan kekuatan iblis akan dilumpuhkan olehNya atas manusia bila mereka bergerak seiring dengan pola pikir para hambaNya. Akan tetapi kekuasaan dan kekuatan iblis tadi akan amat perkasa atas orang-orang yang hanya diam di dekat seorang hamba.
     Ingatlah peristiwa Adam dan iblis, dimana iblis tidak berdaya terhadap Adam a.s, tetapi dengan mudah dia menggoda hawa, dan karenanya maka Adam dan Hawa pun terpuruk di alam murkaNya. Dari itu jangan heran bila ada seorang hamba Allah yang menjahui kita karena kita hanya diam dengan bermalas-malasan di dekatnya (tidak berbuat sesuai dengan hukum yang telah diajarkannya) sebab tak satupun hamba Tuhan yang menyukai manusia yang tidak mematuhi ayat-ayat Al-qur'an. Bukankah Allah memerintahkan manusia agar beribadah (bergerak bekerja) sesuai dengan ayat-ayatNya dan ajaran para hambaNya.
     Keberadaan para hamba Allah di muka bumi ini adalah buat menjadi khalifah(wakilNya) yang nyata. Maka dari itu, jadikanlah diri kita serupa dengan kekhalifahan yang telah mereka jalankan dimana mereka benar-benar telah bebas dan bersih (suci) dari segala bentuk kepentingn pribadinya. Apabila kita menoleh sedikit saja dari pekerjaan yang diajarkannya, maka kafirlah kita dimata Tuhan.
      Pekerjaan para hamba Tuhan lahir bahtin senantiasa bernaung dibawah bimbingan Tuhan sendiri.
Firman Allah:
Padahal Allah lah yang menciptakanmu dan apa-apa yang kamu perbuat itu (QS: ash- Shaaffaat 96).

     Dan Allah pun sedekat urat nadi dileher para hambaNya itu. Bila kita menolehkan diri dari pekerjaan yang diajarkan Tuhan lewat para hambaNya, maka kita langsung berada dibawah pimpinan syetan sehingga syetanlah kini yang sedekat urat nadi dileher kita.
     Jangan pula kita menanyakan sesuatu yang tidak si ajarkannya, misalnya tata cara mendapatkan harta dan lain-lainnya yang berbau duniawi.
Firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengunjungi rumah nabi, kecuali bila kamu diundang untuk makan, lagi pula janganlah sebelum waktunya hidangan siap, tetapi  jika kamu diundang, hendaklah kamu berkunjung dan ketika kamu selesai makan, hendaklah kamu bubar tanpa memperpanjang percakapan lagi. Kebiasaan yang semacam itu sangat mengganggu nabi, sedang dia merasa segan untuk mencegahmu, tetapi Allah tidak segan menerangkan kebenaran ini. Bila kamu meminta sesuatu kepada istri-istri nabi, mintalah dari balik tabir. Cara yang seperti ini lebih bersih untuk hatimu dan hati mereka. Kamu tidak layak mengganggu Rasulullah dan tidak layak pula menikahi janda-jandanya sesudah bercerai selamanya. Sesungguhnya perbuatan ini amat besar dosanya dalam pandangan Allah (QS: al- Ahzab:53).

    Ayat di atas memuata kata tata cara  pergaulan dengan para hamba Allah. Sesungguhnya segala peraturan hal tata cara ini, datangnya dari Allah sendiri dan tak mungkin para hamba menerangkannya. Sebab sebagai manusia mereka malu dan segan menerangkannya, disamping itu juga buat menghindarkan pengkultusan atas dirinya sendiri.
Firman Allah:
Sesungguhnua orang-orang mukmin yang sebenar-benarnya adalah mereka yang percaya kepada Allah dan RasulNya, dan jika mereka beserta rasul sedang membicarakan persoalan bersama, mereka tidak meninggalkan tempat kecuali setelah meminta ijin terlebih dahulu. Sesungguhnya mereka yang meminta ijin terlebih dahulu kepadamu, itulah orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan rasulNya. Maka apabila mereka meminta ijin kepadamu untuk sesuatu hal, berilah ijin kepada orang yang engkau perkenankan di antara mereka dan memintalah ampun kepada Allah untuknya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Penyayang. (QS; an-Nuur: 62).

     Pada ayat di atas Allah menjelaskan bagaimana tata tertib yang harus kita lakukan apabila ada disuatu jamaah yang di ikuti hambaNya.
     Hendaklah kita dengarkan pengarahan-pengarahannya. Janganlah kita berani memutuskan pembicaraannya.
     Sesungguhnya tidak ada kedamaian dan kebahagiaan dari Tuhan yang bisa di raih manusia kecuali kepada mereka-mereka yang ada di dekat hamba-hambaNya, karena segala rezki yang hak/dari syurgapun hanya diturunkan buat hamba-hambaNya. Sedangkan rizki yang diterima kaum kafir, Allah menurunkan dari neraka lewat tangan iblis
     Maka dari tu siapapun yang hidup di bumi dengan menjalin simpul darah dan juga dagingnya dari api, maka Allah kelak akan membasuhnya dengan api pula. Karena itulah, maka apabila kita di undang makan minum di rumah para hambaNya, hendaklah kita mendatanginya (lihat QS. al-Ahzab: 53 diatas). Ketahuilah bahwa sesungguhnya bumi ini adalah tempat sampah dimata Tuhan. Maka dari itu Tuhan pun tidak mungkin tega buat memberi makan/ rizki para hambaNya berasal dari dalam bumi ini. Mata manusia akan melihat makan minum para hamba dari bahan yang sama, tetapi sesungguhnya amatlah berbeda.

Oleh: Walet
Kota Dingin 24 september 2012.


1 komentar:

  1. ada waktunya
    semua ada
    sendiri memungkinkan tuk merenung
    anginpun kadang butuh diam
    air tak selalu berombak

    BalasHapus