ringan awan cumbuhi malam
angin mengalir pelan mendesah lirih diujung daun
benar;
-langit sedikit mendung
berupaya berlagu diruang waktu
mengikis seperti membuang
berdeka-deka namun pasti
mengapa harus meruam
tak bernyali dalam bisik-bisik hidup
tetap terang. tegar kuncilah itu jawaban
tetap kuasaNya naungan sukma dan hembus nafas
dan itulah kepastiannya
kerikil dan debu adalah bagian secuil bumi
begitu juga raga kecil ini dilingkarannya
tak begitu berharga
bila sunyi tetap bermain
dan tak lekas bercanda dengan gelombang serta rerumputan
seperti awan yang masih bersukaria
walau perasaan mendung telah menjadi penyebut nya
tertawalah disudut hati yang bagaimana pun
mendekat sejadi apalah di gelak kelakar sebisa-bisanya
kenapa bermuram durja
kenapa hati kusut terparut carut marut
berdeka-deka sejengkal-jengkal sajalah
berbebas diri di kurung murung
menjadi senyum berbunga di taman jiwa
tuhan masih mengikatkan belas kasihnya
pada nadi hingga urat leher itu pasti...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar