by; Antok Walet Ireng
menyulam jerami dalam lingkar goa yang gelap dan lembab
ujung dan pangkal kemana mengaku
sebab sekujur badan sulit di tegakkan
hening dan basah telah memakan sebagian
seperti permainan;
-bermain tak sudah-sudah
berhayal tak berkesudahan
menghitung-hitung tak ada habisnya
fajar dan senja tak bisa mengartikan
damai hati adalah diam
mengisyarat sekedar saja
menyapa sebatas sekerling mata
-mengapa harus di buat nelangsa?
dengan bertemu dalam banyak nama
bersilat dengan macam kalimat dan kata
membenturkan diri dengan sejuta kepala
tak bosan-bosan menyulam jerami
ingin keindahan sebatas illusi
selalu berkutat tanpa henti
bising dan keruh diyakini
muak dan marah dijadikan abdi
sampai kapan diri di rajam logika semu
sampai terbalas karma ?.......
dengan menjual sebagian nama?
ah,...kerugian ternyata telah lama di ruang itu.
penyulam jerami,... mengapa menangis?
pelajari segera detik-detik waktumu yang lewat
sebelum angkara murka lebih jauh melumat
atas diri,nama,nafas dan semua ketenangan-ketenangan mimpi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar