alam tak mengerti,...
kau lah yang selalu menari-nari kecil dalam dada ku
tak ada yang mampu melihat tarian mu
bahkan diri ku sendiri
tapi irama dan helaian nafas mu
perdetik merasuk hingga ke jalan darah ku
kau menjadi wujud citra rasa keindahan ku
andai aku dapat merayu mu dengan sekuntum bunga serta puisi
maka tak akan mungkin ada di mayapada ini
aku tak akan menyunting mu dengan kata dan segala
cukup goresan taqdir menjadi lingkaran
karena aku bukan sang pembelenggu
yang mengurung kemauan pada kaki dan matahati...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar