Kamis, 26 Januari 2012

KUMPULAN PUISI : " PENGEMBARAAN CINTA"



1.^PENGEMBARAAN CINTA^


oleh Antok Walet Ireng pada 8 Januari 2012 pukul 22:24 


KETULUSAN
     ialah bening..tak pernah bermain harap mimpi
mengalir terus mengalir
menuang terus menuang
seperti diri pagi,siang dan malam
bergulir begitu saja dengan semestinya
dengan apa adanya
tak pernah mengeluh,
memberi...
mengabaikan bilang-bilang hitungan 
angka aksara tak pernah tertulis dinginnya beku
terus berjalan dengan jantung paru
tanpa harus berpikir hati sebanyak apa
ialah bening...
hidup bersama keiklasannya

CEMBURU
     berwarna merah sudah
lembar manis di ranum hati
duduk menggerutu di atas tungku
tangan mengepal gigi bergemeretak
lantas semua seperti jalang beringas tak bermata
fikiran liar tersesat sekarat meronta-ronta

RINDU
     bangsat itu tak datang-datang
menengok kosong menoleh hampa
apa benar semua warna itu hitam
sedang di dalam bak pasar aneka rupa
pada saat prasangka praduga itu bertamu
yang di dalam semakin bergemuruh
seperti keinginan laron di malam buta 
bermimpi sinar di jantung batu

ASMARA
     mau bilang apa lagi
kalau angka satu tak bisa di ubah-ubah
dekat dan jauh cuma nuansa 
karena masing-masing telah menjadi butiran bening 
walau tanpa tembang terus menari...
walau tnpa nada terus bernyanyi....
karena ketulusan,cemburu,rindu adalah bening dan kosong


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
 2. DI SECANGKIR KOPI DI SEGELAS ROKOK
oleh Antok Walet Ireng pada 9 Desember 2011 pukul 21:05 


tuhan menyapa ku lewat secangkir kopi
di beranda senja saat angin dingin mengusap wajah ku
kemesraan dalam diam... 
keindahan yang tak bisa ku bicarakan 

begitu anggun tuhan mempertemukan
dari pohon ke pohon 
dari gunung ke gunung 
dari ladang ke ladang
menjadi padu lewat satu keinginan
selalu saja tuhan Termengerti
di kemauan sekecil yang ter fikirkan
di ceraikan agar berbentuk...
di satukan agar terlahir nama...

tuhan menyapa ku lewat sebatang rokok
mengapa aku mesti takabur?
sedang api masih saja menjadi teman
begitu pula asap-asap keinginan
dari pohon ke pohon
dari gunung ke gunung
dari ladang ke ladang
menjadi pencampuran yang mengagumkan
nafas dan hati...
akal dan fikir...
diam dan merenung...
selalu saja.....
Tuhan....

di secangkir kopi
di sebatang rokok
nafas dan hati...
akal dan fikir...
diam dan merenung...
selalu saja.....
Tuhan....

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
   3.  TERNYATA..
oleh Antok Walet Ireng pada 16 Januari 2012 pukul 0:45 

aku tak pernah mencintai mu.ternyata.
aku pun tak pernah merindui mu.tenyata.

kalau aku bisa mencintai mu
kalau pun aku bisa merindui mu
itu karena Tuhan memberi ku catatan

ternyata cinta itu
ternyata rindu itu
dalam tarik ulur tangan lembut kasih-Nya

sebisa apa aku mencintai mu?
sebisa apa aku merindui mu?
aku tak pernah mempunyai itu...

sebesar apa cinta ku kepada mu?
sebesar apa rindu ku kepada mu?
aku tak pernah tahu itu...

dalam tenang kecintaan ku
dalam hening kerinduan ku
semua tenggelam pada batas kehampaan
saat ruh ku larut di ruang kemurnian Tuhan,
ternyata engkau telah diam di sebelah ku
pelan..pelan.. engkau pun terlibat dalam penyatuan suci ku
pelan..pelan.. engkau pun turut terbang pada titik pencampuran itu

ternyata keabadian cinta hanya bila..
ternyata kearifan rindu hanya bila..
ya..hanya bila..
bila ruh kita bertautan larut dalam 
pusara menujuh ke altar sang maha kasih
sang maha cinta
sang maha  yang patut kita rindui...

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
  4.   RUPA MU
26 November 2011

rupa mu...
mengapa harus kau semir merah
saat aku mulai bertanya...

rupa mu...
mengapa berubah -ubah ketika aku bertanya kali kedua
memang hari ini, rupa mu tidak sesuai harapan


terlalu....
padahal masih banyak kata yang ingin ku sampaikan
tapi tangan mu telah menggenggam separuh batu bata...

_________________________________________________________________________________ 
 5.    IBU BERANG-BERANG
oleh Antok Walet Ireng pada 10 Desember 2011 pukul 9:51 

dengan mengumpat jahannam
ibu mengetuk-ngetuk pintu rumah ku
aku lari tunggang langgang dalam kebingungan

dengan menuding-nuding tumpukan di ujung beranda
ibu seperti kehilangan ranum kuncup-kuncup melati
betapa terik mentari di dua bola matanya
ibu seolah kehilangan kesejukan embun pagi
begitu marah berapi-api membara
ibu seakan menjelma bak dewa angkara
ibu berang-berang...
ibu naik pitam...

 di ketidakberanian,aku diam mereka-reka
apa ini karena kecanduan ku?

betapa aku...
menjaring kupu-kupu di taman biru
setelah terperangkap....
ku patahkan sendi-sendi nya
ku cabut pelan indah sayap-sayap nya
lantas...
begitu saja ku campakkan di sudut beranda
ku jadikan permainan di gorong-gorong waktu
ku abadikan semua dengan setengah hati
ku buat ulang berulang bak kebutuhan

begitu ibu dengan sekenanya berlalu
aku sadar pada berang nya...
begitu pula pada naik pitam nya...
aku memang segolong keparat bangsat
pengabdi nafsu yang kelewat laknat
sekarang aku ini bayikan lagi saja ibu
aku tak ingin lepas dari asuh mu
dan tak ingin lagi juga aku...
menjadi abdi si raja singa.
---------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar