di hembus nafas dan aliran darahku
mencoba menelusuri jalan saraf kecintaanku
benarkah aku masih hidup?
dan tidak sedang menjelang kehidupan baru?
begitu erat harum kematian di langit-langit penciumanku
saat mimpi terperosok di lembah sunyi keabadian
di hening hati,...
tangan-tangan hitam menuntunku
diam dingin menjamah jemari
mengajakku lewati sebuah jembatan api yang putih
wajahnya teduh tegas menatap lurus
selagi larut, ku dengar bisik lirih: jangan ragu wahai sang jiwa,
kehidupanmu telah di renggut sang zaman
waktu sejengkal telah termamah usia...
aku pengantarmu sudah...
bayang-bayang fajar menanda di depan ku
samar kudengar celoteh burung di dahan kalbu
bias-bias embun jatuh di sebagian wajahku
secepat ruh yang terbang lepas
secepat pula bayang samar meninggalkan sukmaku sendiri
di sepenggal perjalanan malam
kembali aku terdampar di laut sunyi nafasku
sendiri: entah dimana....
kesadaran akan kehidupan kembali
memberi tanya kali kedua mimpi
benarkah aku masih hidup?
dan tidak sedang menjelang kehidupan baru?
Antok Walet Ireng...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar