Rabu, 26 September 2012

SHOLAT ADALAH TIANG AGAMA

       Didalam al-Qur'an Tuhan telah menunjukkan hukum sholat, yaitu berdiri dan mengucap takbir, kemudian ruku', sujud dan taslim. Lalu apakah hikmah dari gerakan-gerakan sholat itu?.
       Secara syar'iyah beliau rasul Muhammad telah mengajarkan dan memberi contoh yang sempurna di dalam mengerjakan sholat. Sebagaimana sabda beliau " Sholatlah kamu sebagaimana kau lihat aku sholat".
       Dan ketahuilah bahwa sholat itu memiliki dua maqom yang berbeda, yaitu maqom syari'at dan maqom hakikat. Akan tetapi keduanya harus dilakukan oleh manusia secara utuh dan holistik, yaitu melaksanakan sholat sesuai dengan syari'at yang telah di ajarkan dan dicontohkan oleh beliau Rasulullah dan sekaligus harus disempurnakan dengan pelaksanaan nilai-nilai hakikiyahnya dalam kehidupan sehari-hari sebagai urat nadi penunjang kesempurnaannya, karena bersyari'at tanpa hakikat tidak sempurna dan berhakikat tanpa syari'at tidak syah.
       Yang dimaksud dengan berdiri dan bertakbir di dalam sholat adalah hendaklah jangan sampai kita menjadi sombong hanya karena adanya kekuatan keinsanan yang dikaruniakan Allah kepada kita, karena segala kekuatan yang ada pada kita adalah berasal dari Allah belaka. Maka dari itu ucapkan lah dengan sungguh hati lewat bibir haq ke-Besaran-Nya, artinya tatkala kita berdiri dalam sholat, hendaklah doa yang kita baca hanya berisikan pemujaan belaka. Jangan kita kotori sholat kita itu dengan doa-doa yang berbau kepentingan pribadi.
       Lalu tatkala kita ruku' rasakanlah kekerdilan kita yang ada dibawah bayangan ke-Besaran-Nya yang tanpa batas. Karena itulah maka mustahil kita bisa melaksanakan kewajiban keinsanan kita yang berbentuk kepatuhan kita di dalam menjalankan hukum -hukum -Nya bila tiada pertolongan dan tuntunan-Nya.Tatkala sujud maka rasakanlah kehinaan kita yang berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah.
        Kemudian pembacaan taslim sambil menolah ke kanan dan ke kiri dengan mengucapkan salam kepada dua malaikat yaitu Roqib dan Atidz.
       Dan semua nilai hakikiyah dari ibadah sholat itu haruslah dijadikan pedoman hidup kita sepanjang waktu diluar sholat. Dengan kata lain, hendaklah kita berjuang setiap waktu untuk selalu melaksanakan nilai-nilai hakikiyah sholat dalam kehidupan sehari-hari sepanjang waktu. Karena kita sadari bahwa Tuhan hanya mengganjar pelaksanaan nilai-nilai sholat dalam kehidupan sehari-harinya, bukan pelaksanaan sholatnya, akan tetapi hukumnya kita wajib melaksanakan sholat sebagaimana yang telah di syari'atkan oleh para Rasul-Nya.
       Walau konsepsi dari Allah tentang sholat yang tertera dalam al-Qur'an hanya terdiri dari: (1). berdiri, (2). ruku', dan (3),sujud, akan tetapi sebagai orang Islam (muslim) hendaklah kita melaksanakan ibadah sholat seperti yang diajarkan oleh rasul-rasul-Nya. Hakikat sholat datang dari Allah sedang syari'atnya (hukum-hukumnya) diajarkan oleh rasul-Nya. Jadi syari'at adalah pintu dari hakikat, dan masing-masing dari keduanya memiliki maqom tersendiri. Kedua maqom harus dilakukan secara sempurna oleh manusia. Manusia tidak boleh melakukan yang satu dengan meninggalkan yang lainya. Dengan kata lain bahwa kita tidak boleh bersyari'at tanpa hakikat atau berhakikat tanpa syari'at. Keduanya harus dilakukan secara terpadu dan holistik.
       Seperti yang telah saya jelaskan di lembaran yang pernah saya tulis terdahulu tentang benua-benua religius yang diatur Tuhan dibumi ini. Dimana penghuni kutub maghribi adalah orang-orang hakikat yang juga sempurna didalam memperjuangkan syari'atnya, sedangkan para penghuni kutub masyriqi adalah penghuni hakikat yang tidak melakukan syari'at dengan benar. Walaupun mereka adalah kaum yang dijaga Allah dari kekuatan dunia, tetapi oleh Allah dipisahkan demikian jauhnya.

Firman Allah:
Katakanlah kepada hamba-hamba -Ku yang beriman: "Hendaklah mereka tetap mengerjakan sholat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang telah Kami karuniakan kepadanya baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan, sebelum datang suatu hari ketika mana tidak ada lagi jual beli dan tidak ada pula persahabatan" (QS: Ibrahim:31).

       Melalui ayat di atas, Allah memerintahkan para hamba-Nya buat melakukan ibadah dengan dua jalan yaitu dengan cara terang-terangan dan sembunyi. Yang si maksud terang-terangan adalah menjalankan hukum -hukum syari'at, sedangkan yang dimaksudkan dengan sembunyi adalah menjalankan hukum-hukum hakikat. Syari'atnya  menjalankan ibadah sholat, zakat, puasa dan lain-lain, secara terang-terangan dan berjama'ah. Sedangkan menempatkan iman dan taqwa dalam masalah pemujaan ketauhidan Allah terdapat di dalam jiwa (tersembunyi).

Firman Allah:
Tidak ada paksaan dalam menganut agama, sebab sudah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah; Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan hanya percaya kepada Allah, berarti ia berpegang kepada tali yang berbuhul kuat yang tidak mungkin putus. Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.(QS: al-Baqarah:256).

       Ayat di atas memuat tentang hak kebebasan manusia dalam memilih agamanya. Ayat di atas juga menjelaskan tentang kewajiban kita untuk menghindari thaghut, yang merupakan sumber dari segala keingkaran, yaitu  (1). berhala nafsu yang ada pada setiap manusia; dan (2). didalam pemujaan kepada Tuhan menggunakan akal fikiran sendiri atau memakai ajaran (keyakinan) yang tidak diajarkan oleh rasul-Nya.


Kota dingin:26 september 2021.
By ; Antok Walet Ireng.



Senin, 24 September 2012

MEREKA YANG BERNAUNG DIBAWAH CAHAYA ILLAHI

     Apabila Tuhan telah merentangkan cahayaNya kepada manusia, maka terhapuslah dosa-dosa dari mereka itu. Selagi manusia masih menyimpan dosa walau sebesar zarah (atom) yang belum diampuniNya, maka jangan harap Tuhan sudi merentangkan cahaya-cahayaNya itu.
     Kehidupan para hamba Tuhan senantiasa berada dibawah payung cahayaNya, dan barang siapa yang hidup didekat para hambaNya itu, maka akan mendapatkan payung cahaya yang sama, sehingga sebesar apapun dosanya niscaya akan mendapatkan ampunanNya juga.
     Akan tetapi ketahuilah bahwa apabila kita berada didekat seorang hamba Allah, janganlah hanya bisa diam berpangku tangan saja (bermalas-malasan). Bekerjalah seperti apa yang dikerjakan para hamba Allah itu. Berjuanglah lahir bhatin untuk menjalankan seluruh ajarannya. Karena seorang hamba Allah juga manusia seperti juga manusia lainnya, yang juga akan sakit dan mati pada akhirnya. Apabila kita tinggal diam bermalas malasan, maka celakalah hidup dan kehidupan kita pada akhirnya, tatkala beliau telah meninggal dunia.
Firman Allah:
 Taatilah Allah dan Rasul semoga kamu diberi rahmad. Berlomba cepatlah kamu berbuat kebajikan yang dapat menyampaikanmu kepada pengampunan Tuhanmu, dan memasukkanmu ke dalam syurga yang luasnya seluas langit bumi yang disediakan untuk orang-orang yang taqwa. (QS. Ali imran; 132-133).

     Allah menempatkan hamba-hambaNya di antara manusia agar dipatuhi dan juga ditaati oleh manusia di sekitarnya. 
     Barangsiapa yang taat niscaya akan dirahmatiNya dan yang khianat niscaya akan dilaknatiNya. Kita akan dianggap khianat oleh Allah apabila hanya diam dan tidak melaksanakan ajarannya. Sebenarnya kita berlomba cepat dengan para hamba tadi, buat mengerjakan kebaikan (amar ma'ruf).
     Keberadaan seorang hamba Allah di dekat kita bukan buat ditonton dan dikagumi saja karena mereka bukanlah makluk sembahan, akan tetapi ada tujuan Tuhan yang diperintahkanNya kepada kita.
     Kekuasaan dan kekuatan iblis akan dilumpuhkan olehNya atas manusia bila mereka bergerak seiring dengan pola pikir para hambaNya. Akan tetapi kekuasaan dan kekuatan iblis tadi akan amat perkasa atas orang-orang yang hanya diam di dekat seorang hamba.
     Ingatlah peristiwa Adam dan iblis, dimana iblis tidak berdaya terhadap Adam a.s, tetapi dengan mudah dia menggoda hawa, dan karenanya maka Adam dan Hawa pun terpuruk di alam murkaNya. Dari itu jangan heran bila ada seorang hamba Allah yang menjahui kita karena kita hanya diam dengan bermalas-malasan di dekatnya (tidak berbuat sesuai dengan hukum yang telah diajarkannya) sebab tak satupun hamba Tuhan yang menyukai manusia yang tidak mematuhi ayat-ayat Al-qur'an. Bukankah Allah memerintahkan manusia agar beribadah (bergerak bekerja) sesuai dengan ayat-ayatNya dan ajaran para hambaNya.
     Keberadaan para hamba Allah di muka bumi ini adalah buat menjadi khalifah(wakilNya) yang nyata. Maka dari itu, jadikanlah diri kita serupa dengan kekhalifahan yang telah mereka jalankan dimana mereka benar-benar telah bebas dan bersih (suci) dari segala bentuk kepentingn pribadinya. Apabila kita menoleh sedikit saja dari pekerjaan yang diajarkannya, maka kafirlah kita dimata Tuhan.
      Pekerjaan para hamba Tuhan lahir bahtin senantiasa bernaung dibawah bimbingan Tuhan sendiri.
Firman Allah:
Padahal Allah lah yang menciptakanmu dan apa-apa yang kamu perbuat itu (QS: ash- Shaaffaat 96).

     Dan Allah pun sedekat urat nadi dileher para hambaNya itu. Bila kita menolehkan diri dari pekerjaan yang diajarkan Tuhan lewat para hambaNya, maka kita langsung berada dibawah pimpinan syetan sehingga syetanlah kini yang sedekat urat nadi dileher kita.
     Jangan pula kita menanyakan sesuatu yang tidak si ajarkannya, misalnya tata cara mendapatkan harta dan lain-lainnya yang berbau duniawi.
Firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengunjungi rumah nabi, kecuali bila kamu diundang untuk makan, lagi pula janganlah sebelum waktunya hidangan siap, tetapi  jika kamu diundang, hendaklah kamu berkunjung dan ketika kamu selesai makan, hendaklah kamu bubar tanpa memperpanjang percakapan lagi. Kebiasaan yang semacam itu sangat mengganggu nabi, sedang dia merasa segan untuk mencegahmu, tetapi Allah tidak segan menerangkan kebenaran ini. Bila kamu meminta sesuatu kepada istri-istri nabi, mintalah dari balik tabir. Cara yang seperti ini lebih bersih untuk hatimu dan hati mereka. Kamu tidak layak mengganggu Rasulullah dan tidak layak pula menikahi janda-jandanya sesudah bercerai selamanya. Sesungguhnya perbuatan ini amat besar dosanya dalam pandangan Allah (QS: al- Ahzab:53).

    Ayat di atas memuata kata tata cara  pergaulan dengan para hamba Allah. Sesungguhnya segala peraturan hal tata cara ini, datangnya dari Allah sendiri dan tak mungkin para hamba menerangkannya. Sebab sebagai manusia mereka malu dan segan menerangkannya, disamping itu juga buat menghindarkan pengkultusan atas dirinya sendiri.
Firman Allah:
Sesungguhnua orang-orang mukmin yang sebenar-benarnya adalah mereka yang percaya kepada Allah dan RasulNya, dan jika mereka beserta rasul sedang membicarakan persoalan bersama, mereka tidak meninggalkan tempat kecuali setelah meminta ijin terlebih dahulu. Sesungguhnya mereka yang meminta ijin terlebih dahulu kepadamu, itulah orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan rasulNya. Maka apabila mereka meminta ijin kepadamu untuk sesuatu hal, berilah ijin kepada orang yang engkau perkenankan di antara mereka dan memintalah ampun kepada Allah untuknya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Penyayang. (QS; an-Nuur: 62).

     Pada ayat di atas Allah menjelaskan bagaimana tata tertib yang harus kita lakukan apabila ada disuatu jamaah yang di ikuti hambaNya.
     Hendaklah kita dengarkan pengarahan-pengarahannya. Janganlah kita berani memutuskan pembicaraannya.
     Sesungguhnya tidak ada kedamaian dan kebahagiaan dari Tuhan yang bisa di raih manusia kecuali kepada mereka-mereka yang ada di dekat hamba-hambaNya, karena segala rezki yang hak/dari syurgapun hanya diturunkan buat hamba-hambaNya. Sedangkan rizki yang diterima kaum kafir, Allah menurunkan dari neraka lewat tangan iblis
     Maka dari tu siapapun yang hidup di bumi dengan menjalin simpul darah dan juga dagingnya dari api, maka Allah kelak akan membasuhnya dengan api pula. Karena itulah, maka apabila kita di undang makan minum di rumah para hambaNya, hendaklah kita mendatanginya (lihat QS. al-Ahzab: 53 diatas). Ketahuilah bahwa sesungguhnya bumi ini adalah tempat sampah dimata Tuhan. Maka dari itu Tuhan pun tidak mungkin tega buat memberi makan/ rizki para hambaNya berasal dari dalam bumi ini. Mata manusia akan melihat makan minum para hamba dari bahan yang sama, tetapi sesungguhnya amatlah berbeda.

Oleh: Walet
Kota Dingin 24 september 2012.


Selasa, 18 September 2012

Atas Perbuatan Cinta 2

atas perbuatan cinta....
menjadi tinggi.segar.
menjadi pengemis menghiba sedekah kasih
takut pada sendiri
dan gila
-tersenyum
hati surga diujung kening
dan panca indra hilang entah kemana
semua bernama Aku dan Kamu
langit bumi
-satu.

By; Walet Illam

Atas Perbuatan Cinta 1

atas perbuatan cinta...
bisa saja gelombang samudra terhenti
dan lautpun kering kemarau

atas perbuatan cinta...
bisa saja langit gelap
dan awan hitam menjadi prahara

atas perbuatan cinta...
bisa saja neraka turun kebumi
dan iblis menjadi tuan diraja

atas perbuatan cinta...
bisa saja sukma melayang tanpa suruhan
dan menjelmah menjadi anak-anak syetan

atas perbuatan cinta...
bisa saja bumi seperti gasing 
dan kita menapak hidup,...sangsi.

By; Walet Illam

Senin, 17 September 2012

SENJA PANTAI MATI

Oleh: Illam

gelombang angin diatas samudra
menampar buih ombak separuh marah
karang diam, angkuh menatap angkasa
mencaci langit dibenam kata
disebutir pasir cintamu merapuh

pada semak tanjung
camar menyambar capung-capung
sepasang anjing berkejaran
dibalik ilalang seekor belalang tertegun
diatas ranting bakau kasihmu menghitam

kerikil-kerikil membara diusap matahari
diujung daun kering seekor kumbang mati
warnanya coklat seperti darah
seperti nanah kesetiaanku terluka

senja....
aku masih tetap dipantai ini
menghitung bercak-bercak jelaga dijiwa
menanti malam dengan sejuta bimbang
..masihkah aku masih bisa bermimpi

ai..

Kamis, 13 September 2012