kepak sayap walet-walet di gelisah pagi
menyapa rinai mengores langit sukma ku
merangkai kembali mimpi malam yang terberai
tiup angin dan dingin membuat kepingan beku
seperti kristal-kristal putih jatuh menjadi hujan baru
ku tabur keresahan
pada penyair dan pengembara
namun tak jua terlampiaskan
aku seperti kehilangan lentera
sebidang kata terkotak mati
rinai pagi menyempurnakan kembara
dengan sepenuh indra
aku menggali inti bumi
mengusap usap-usap sumber api
dengan sejuta sirip ikan aku menyelam
ku rengkuh hati samudra
ku teguk saripati mata airnya
namun warna hitam larapada tak jua musnah
akulah nestapa buta
terbelenggu jasad yang kelabu
akulah kupu-kupu di surgamu
yang terbang di tengah laut langit merah kelam
A W I
Aku suka puisinya
BalasHapusSampean Pian
Hapusterima kasih telah mau singgah disini