Sabtu, 05 Mei 2012

Yang pasti Sang Puteri tenga mabuk hati

Matahari turun tahta
Singgahsananya seketika berubah warna,
-merah marun
Burung-burung pulang sarang
Cicitnya mengantar hingga peraduan

Pangeran senja samar-samar datang menjelang
Bersama Putri Malam yang nampak tersipu,
-berpita gemintang 
Parasnya segar 
Berpayung rembulan setengah badan

Angin berbisik lembut lirih
Nafasnya berwangi seribu bunga
Mengantar mimpi yang terhidang di dadanya

Langit nampak tak gelap
Arakan megah putih diperak pita gemintang dalam payung rembulan
Putri Malam menyibakkan selendang keindahannya
Menyapa ranting-ranting bersama gerai ramput dikeningnya
Pangeran Senja menyuntingkan kidung sunyi
Mematri halus didetak jantung Sang Puteri
Kemesraan larut entah kemana...
Keheningan berbicara dalam sair-sair diam dibenaknya



Alam malam mulai sepenuhnya berkata apa adanya
Membuka diri pada ruang hidup, rasa dan ketulusan
Yang pasti Sang Puteri  tenga mabuk hati
Saat Pangeran Senja mengecup degub jantungnya dengan nurani


Dalam taman malam dilingkar hening
Mereka saling bersetubuh 

Terus bercinta hingga sukma terlelah
Sambil terus bersendau dengan kidung asmaragama
Mengejek waktu yang lama mengasingkannya
Dipagi, disiang hingga petang menjelang....
By;Antok Walet Ireng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar