Oleh; A W I
sudahi...
tak perlu,
usah kau datang merobek-robek telingaku
perih sekali suaramu mengusap gendangnya
sampai hafal jalan mulutmu dengan celotehmu
kau datang tak hanya membicarai
di jiwa terdholim ini
wajahmu menghampiriku begitu gelap
seperti malam kau datang
pada jejak kelam
selalu saja kau gambar-gambar
nyanyian kesesatan itu-itu saja
kau bentur-benturkan awam
kau belak belokkan satu sama lain
huh,... TUHAN kau anggab apa?
penghukum yang keji? pendakwa?
dalam kobar api yang dasyat itu
dan kita kekal didalamnya
lantas atau kita cuma dicuci disitu,dan ahhh,...
menabur kebencian
pada jiwa-jiwa lemah tak berharga
lantas membelenggu dengan keburukan taqdir
mengalungkan nista pada tiap leher-leher pelacur
memberi cap durjana pada begal, begundal, sundal
lelaki pemerkosa
pembunuh
dan pemabuk yang tersungkur dimeja judi
tak memberi ampun, gitu?
dan yang paling ujung
kau mencibir dan berbisik "jahannam",..gitu?
ahh... yang benar saja
kau lupa membaca Kebijaksanaan TUHAN
kau cuma sekedar slilit melihat Kemulyaan TUHAN
seperti kaleng begitu berisik
pantas saja mukamu memuakkan
seamburadul ceritamu saat memperkenalkan-TUHAN
TUHAN
aku muak pada mereka
yang selalu bercerita tentang api-MU
kalau boleh aku meminta
entar di padang-Mu itu
jadikanlah tubuhku segede-gedenya
sampai menutup pintu-pintu neraka-MU
dan tak ada lagi yang bisa memasukinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar